Selasa, 25 Oktober 2011

Pembelian Kendaraan Akan Dipersulit, Atasi Macet



Oleh: Wahyu Praditya Purnomo

Jakarta - Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menilai salah satu faktor penyebab kemacetan di Jakarta, disebabkan karena semakin bertambahnya jumlah kendaraan baru di Jakarta. Untuk itu DTKJ mengusulkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mempersulit pembelian kendaraan.


"Masyarakat tidak akan dilarang untuk membeli kendaraan, tetapi akan dipersulit. Hal konkrit yang ditawarkan adalah penunjukkan lisensi atau ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) untuk dapat membeli mobil," ujar ketua DTKJ, Azas Tigor Naenggolan saat dihubungi di Jakarta, Senin (24/10/2011).

Azas Tigor menjelaskan, untuk dapat membeli mobil calon pembeli juga harus dimemenuhi syarat-syarat yang ketat, seperti tidak boleh memiliki catatan pelanggaran lalu lintas. ”Masyarakat juga perlu dididik, agar memiliki attitude dalam bertransportasi,” ucapnya.

Selain itu pembatasan usia kendaraan pun, lanjut Tigor, perlu diterapkan Pemprov DKI Jakarta dalam mengurai kemacetan. Tigor mengatakan di negara-negara lain, usia ideal kendaraan yang digunakan adalah 5,5 tahun sejak kendaraan tersebut pertama kali digunakan.

"Setelah itu tidak digunakan lagi. Kalaupun digunakan, pajak kendaraan tersebut akan semakin mahal. Tapi di Jakarta, makin tua kendaraan, pajak akan semakin murah," jelasnya.

Tidak hanya itu, Tigor juga meminta Pemprov untuk membersihkan area parkir on street. Kerena munurutnya on street salah satu penyebab kemacetan, salah satunya juga berasal dari banyaknya parkir on street di badan jalan.

"Parkir on street menyita 60 persen badan jalan, sehingga menjadi salah satu sebab kemacetan," kata Tigor.

Tigor juga mengatakan, Pemprov DKI Jakarta harus meniadakan parkir gratis, jika ingin benar-benar membuat Jakarta tak macet lagi. Dengan penekanan-penekanan seperti ini, Tigor berpendapat, pengguna kendaraan pribadi akan berteriak dan meminta perbaikan sarana angkutan umum. "Setelah kendaraan di Jakarta berkurang, barulah kemudian kita benahi moda transportasi massal," ujarnya.[bay]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar